Nasib Majalah di Masa Depan

Nasib Majalah di Masa Depan – Keberadaan majalah sudah dikenal sejak pertama kali ditemukannya mesin pencetak oleh Johannes Guttenberg pada tahun 1455. Sejak saat itu menerbitkan sebuah buku dan majalah mengalami revolusi dengan kecepatan yang meningkat drastis. Namun saat itu yang menikmati majalah masih dari kalangan terbatas sehingga mendapatkan julukan quantity magazine.

Majalah pernah mengalami masa puncaknya dengan menyebarkan banyak informasi. Segala macam informasi hingga cerita dan anekdot menyebar dengan cepat melalui majalah. Masing-maisng majalah memiliki tema yang mereka angkat sendiri. Mulai dari majalah anak-anak, majalah fashion, desain interior, hingga topik penting seperti politik dan kenegaraan.

Namun dengan adanya kemajuan teknologi yang semakin cepat dan canggih membuat media cetak dianggap tidak terlalu actual dan efektif dalam menyebarkan informasi. Kini sudah muncul internet yang dapat diakses dengan mudah hanya bermodalkan sebuah ponsel pintar dan jaringan internet. Jika dulu satu eksemplar buku paling cepat terbit setiap satu minggu sekali kini dengan adanya internet perubahan sebuah informasi bisa dilakukan dalam hitungan detik. Sehingga berita internet lebih banyak diminati oleh masyarakat meski segi negatifnya adalah cepatnya penyebaran hoax atau berita bohong yang menjamur saat ini.

Semua itu memiliki dampak secara langsung kepada percetakan majalah yang mengalami penurunan drastic dan membuat mengalami kerugian yang luar biasa. Di bagian level distribusi mengakui bahwa mengurangi terbitan secara periodik dikarenakan para penulis juga merasa menulis melalui majalah tidak akan membawa hasil yang baik. Semangat mereka menurun karena mereka pikir tulisan mereka belum tentu diterbitkan apalagi dibaca oleh masyarakat di jaman sekarang ini.

Salah satu sumber pemasukkan terbanyak dari sebuah majalah adalah dengan memasukkan iklan yang dilakukan oleh perusahaan atau produk-produk tertentu. Kini para pemasang iklan juga mengalami penurunan minat karena mereka juga lebih memilih memasang iklan pada dunia internet. Semua itu membawa dampak semakin terputuknya bisnis percetakan majalah semakin tidak karuan. Modal yang dimiliki bahkan tidak dapat mengembalikan biaya modal yang sudah dikeluarkan. Sehingga bukannya memberikan untung yang banyak bisnis percetakan tersebut mengalami kemunduran dan keruagian yang meningkat.

Hingga kini semakin banyak orang yang pesimis akan nasib majalah dan media cetak yang lain. Bahkan dengan kejam dan tanpa ampun menanyakan kapan ajalah akan benar-benar musnah dari muka bumi karena memang semakin menurunnya peminat yang biasa menjadi peanggan majalah. Meski gerakan literasi semakin digalakkan namun minat mereka lebih banyak mengarah pada dunia online daripada dunia cetak. Masyarakat membutuhkan informasi yang paling akurat dan mudah diakses di mana saja. Sehingga kini media cetak seperti majalah akan mulai digantikan dengan majalah online yang bisa diakses setiap saat kapan saja.

Blog Informasi Majalah